Selasa, 30 April 2013

BAKORKAMLA


BAKORKAMLA
Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia

Created By Aris Dwi Rahmanto
            Bakorkamla merupakan suatu organisasi yang bertugas dalam menjaga keamanan perairan laut Indonesia. Bakorkamla terbentuk pada tahun 1972 melalui Keputusan Bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Menteri Kehakiman, dan Jaksa Agung, Nomor : KEP/B/45/XII/1972; SK/901/M/1972; KEP.779/MK/III/12/1972; J.S.8/72/1;KEP-085/J.A/12/1972 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Keamanan di Laut dan Komando Pelaksana Operasi Bersama Keamanan di Laut. 

            Bakorkamla dipimpin oleh seorang Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yaitu marsekal Djoko Suyanto dan untuk pelaksana harian diketuai oleh Laksaman Bambang Suwarto. Djoko Suyanto adalah Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Sebelum aktif di dunia politik, Djoko aktif di dunia militer hingga karirnya berada di puncak kemiliteran, ia kemudian diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia sejak tahun 2009 lalu.

Djoko Suyanto
KETUA BAKORKAMLA

Bambang Suwarto
KALAKHAR BAKORKAMLA
            Selain itu Bakorkamla juga memiliki kerja sama dengan kementrian yang bersangkutan dengan transportasi, keamanan, dan hukum di laut. Diantaranya Kementrian dalam dan luar negri, TNI AL, Kementrian perhubungan, kementrian pertahanan kepoisian dan Kejaksaan republik Indonesia. 

           Karena dalam perkembangan maritim indonesia terjadi berbagai perubahan lingkunagn strategis. Maka dalam meningkatkan keamanan laut Indonesia, instansi pemerintah indonesia  yang mengatur kemanan laut dibentuk kembali kelompok Kerja Perencanaan Pembangunan Keamanan dan Penegakan Hukum di Laut melalui keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Nomor Kep.05/Menko/Polkam/2/2003. Sehingga terbentuklah Bakorkamlah hingga saat ini. 
  
            Melalui serangkaian seminar dan rapat koordinasi lintas sektoral, maka pada tanggal 29 Desember 2005, maka ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Keamanan Laut ( BAKORKAMLA ) yang menjadi dasar hukum dari organisasi yang kita miliki bersama ini.
 
            Dalam menjalankan tugasnya Djoko menjelaskan kepada Bambang untuk bisa menjalin hubungan baik dengan instansi yang berkaitan dalam menjaga keaaman kelautan Indonesia. Untuk menjamin keamanan maritim bakorkamla mengadakan komunikasi dengan dengan isntansi yang berkaitan sehingga dalam pengambilan kebijakan terjamin keamanan maritim Indonesia. Komunikasi yang baik dari bakorkamla dengan instasi lain dapat bersinergi dalam menjalankan tugasnya.
Sumber :
http://profil.merdeka.com/indonesia/d/djoko-suyanto/
http://www.tribunnews.com/2012/07/06/laksda-tni-bambang-suwarto-jabat-kalakhar-bakorkamla

Kamis, 18 April 2013

Resume Jurnal “A Maritime Response To The Crisis in Area Studies”


Resume Jurnal “A Maritime Response To The Crisis in Area Studies”
Oleh Martin W. Lewis dan Karen Wagen

Posted by Aris Dwi Rahmanto

   Martin W. Lewis adalah seorang dosen dalam sejarah internasional dan direktur interim program Hubungan Internasional di Universitas Stanford. Dia lulus dari UC Santa Cruz dengan gelar di Studi Lingkungan pada tahun 1979, dan menerima gelar Ph.D. dari UC Berkeley dalam geografi tahun 1987.
Hal yang menyedihkan bahawa di setaip daerah sedikit sekali orang yang ahli dalam ilmu geografi, munkin hampir tidak ada. Pada pertemuan mengenani studi wilayah terdapat 12 ilmu studi yang hadir, namun 1 studi yang tidak ada yaitu geografi. Daerah yang menjadi objek kajian jurnal ini adalah daerah Asia tenggara,Selatan, dan tengah.

    The Ford Foundation merupakan sebuah instansi yang berperan cukup penting sebagai sumber pendanaan untuk memfasilitasi pelatihan berbahasa yang ada di daerah. Harapan besar dari instansi ini untuk merevitalisasi studi kawasan agar setiap daerah tidak terlalu jauh terikut arus globalisasi khususnya daerah Asia. 

    Dalam permasalahan ini para peneliti mulai menggunakan cara cara yang baik untuk merevitalisasi daerah itu sendiri. Pentingnya keilmuan geografi sangat penting karena dengan adanya orang yang ahli geografi-ocean dapat mengetahui apa yang terdapat di dalam laut. Proyek yang dicanangkan oleh Ford Foundation merupakan langkah untuk memacu para peneliti untuk lebih menggali mengenai geografi kelautan. sehingga setiap daerah dapat menikmati hasil alam atau kekayaan daerah untuk dinikmati.

Sumber :
http://www.academicroom.com/users/martin-lewis
W. Lewis, Martin dan Karen Wagen. 1999. A Maritime Response To The Crisis in Area Studies.

Rabu, 17 April 2013

PENGARUH CAHAYA PADA VISIBILITAS DI BAWAH AIR

PENGARUH CAHAYA PADA VISIBILITAS DI BAWAH AIR

Created By Aris Dwi Rahmanto

   Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380nm hingga 750nm. Menurut Supangat cahaya adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang bergerak dengan kecepatan yang mendekati 3 X 108 ms-1 dalam ruang hampa (berkurang menjadi 2,2 X 108 ms-1 dalam air laut) (Supangat, 2003). Dalam air laut peranan cahaya sangat penting bagi penyelam yaitu untuk menentukan baik buruknya visibilitas suatu perairan.   
   Visibilitas adalah mengenai kontras. Suatu objek dapat terlihat karena mempunyai warna yang berbeda dengan latar belakangnya atau berbeda kecerahan (atau keduanya). Kontras kecerahan lebih penting dari perbedaan warna dalam lingkungan laut, kecuali di beberapa meter zona fotik (contoh, dalam air jernih lingkungan karang tropis dimana perbedaan warna sangat penting untuk pengenalan inter- dan intra-spesifik, kamuflase, menghindari predator dst.). Pada kedalaman lebih beberapa meter, downwelling irradiance tidak hanya teratenuasi oleh penyerapan dan penyebaran tetapi juga menjadi monokromatik karena penyerapan selektif panjang gelombang yang berbeda. Di tingkat sinar yang lebih rendah beberapa dunia bawah air, mata hewan yang dapat membedakan warna dalam keadaan normal harus menggunakan sel penglihatan malam yang lebih sensitif karena semuanya terlihat abu-abu. Kontras akan berkurang terhadap jarak, ini disebabkan karena: pertama, sinar dari objek yang diamati teratenuasi oleh penyerapan dan penyebaran; kedua, ada sinar matahari yang datang (atau sinar bulan) tersebar ke arah pengamat di sepanjang jalur penglihatan. Ini menghasilkan ‘penutup sinar’, di belakang objek sehingga tidak bisa dibedakan, hal ini berlangsung sampai “penutup sinar” tadi hilang dari latar belakkang objek tersebut. (Supangat, 2003)

Sumber:

Cahya. 2019. “cahaya”. Diakses tanggal 15 April 2013. Cahya-teknologika.blogspot.com
Supangat, Agus. 2003. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan.

PRINSIP PEMANTULAN SUARA PADA ACDP


PRINSIP PEMANTULAN SUARA PADA ACDP

 Created By Aris Dwi rahmanto
230210110027

   Sejarah adanya akusitk kelautan berawal pada tahun 1490 oleh Leonardo Da Vinci, kemudian pada abad ke 19, Jaques dan Pierre Currie menemukan piezoelectricity. Saat perang dunia 1, kemudian dikembangkan di Inggris pada perang dunia 2, fungsinya tentu untuk keperluan militer. Setelah perang dunia 2 selesai, penerapan dari akustik kelautan sendiri dilakukan untuk tujuan damai dan lebih ke arah ilmiah, antara lain untuk mempelajari proses perambatan suara di dalam air, penelitian sifat sifat akustik dan benda benda yang terdapat pada suatu perairan, komunikasi dan penentuan posisi di dalam kolom air. Kemudian pada dekade 70-an, akustik kelautan berkembang pesat dengan ditemukannya echo integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk estimasi dan pendugaan bawah air. (Syahputra, 2011)

   Dalam Ilmu Akustik Kelautan dikenal alat yang disebut ADCP. ADCP yang merupakan singkatan Acoustic Doopler Current Profiler adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pergerakan pertikel dalam suatu perairan seperti arus dan gelombang. Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Efek Doppler yang dirasakan oleh seorang pengamat adalah tatkala ia merasakan frekuensi bunyi yang lebih tinggi dari frekuensi sumber bunyi itu sendiri manakala ia dan/atau sumber bunyi bergerak relatif saling mendekati, dan merasakan frekuensi bunyi yang lebih rendah manakala ia dan/atau sumber bunyi bergerak relatif saling menjauhi. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. (Cakasana, 2012)

Accoustic Doppler Current Profiler atau yang lebih sering disingkat dengan ADCP ini merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran di dalam kolom air laut seperti pengukuran kecepatan rambat suara di dalam air laut. ADCP yang beroperasi tidak hanya dapat mengukur kecepatan suara di dasar laut tapi juga pada interval yang sama hingga ke permukaan. (Syahputra, 2011)

Gambar 1. ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler)
Sumber: http://www.whoi.edu/instruments/viewInstrument.do?id=819
ADCP bekerja dengan mendeteksi keberadaan suara pada frekuensi yang konstan. pantulan suara yang bergerak didalam  air dibawa oleh partikel partikel air dan dipantulkan kembali ke ADCP. karena efek doppler, pantulan gelombang suara yang dibawa oleh partikel air menjauh dari alat menyebabkan penurunan frekuensi elombang suara. perbedaan gelombang suara yang dikeluarkan oleh ADCP dengan gelombang yang diterima disebut dengan “pergeseran doppler” (doppler shift), dimana pergeseran ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat gelombang tersebut bergerak melalui partikel air. (Syahputra, 2012)
Efek Doppler dapat dirumuskan sebagai berikut.
Fdoppler = -2Fsource ( V / C )

Dari persamaan ini, V  adalah kecepatan relative diantara sumber dan receiver. Gerakan mengindikasikan  perubahan jarak diantara keduanya., C adalah kecepatan dari suara, Fdoppler perubahan dari frekuensi receiver di receiver (i.e., the Doppler shift), dan Fsource frekuensi dari transmisi suara. (Cakasana, 2012)

Sumber:
Anonim. 2011. Efek Doppler. Diakses tanggal 16 April 2013. http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20MATERI/materi%20fisika/kls%20xi/mp_426/ 

Syahputra, Liza. 2012. Akustik Kelautan. Diakses tanggal 16 April 2013. http://lizanaueparanaue.blog.com /2012/11/11/akustik-kelautan/